EDP WEST BIKIN SISWA ICP MADTSAMUDA BIASA BERBAHASA INGGRIS
madtsamuda.sch.id - English Dormitory Program (EDP) siswa kelas VII
International Class Program (ICP) MTs Muhammadiyah 2 Pondok Karangasem
(Madtsamuda) resmi ditutup, Rabu (2/3/2022).
Program EDP wujud kerja sama Madtsamuda dengan Wafi English School and Training (WEST). Sejumlah 27 siswa peserta EDP, panitia dari WEST, dan perwakilan guru Madtsamuda hadir di Asrama EDP Kampung Inggris Pare, Kediri.
Farewell Party (pesta perpisahan) memeriahkan penutupan EDP. Pada kesempatan inilah peserta EDP menampilkan hasil belajar bahasa Inggrisnya selama sebulan di sana.
Dalam sambutannya, Wafi—Penanggung jawab dari WEST—mengapresiasi peserta EDP yang telah belajar selama satu bulan. “Saya mewakili segenap panitia dari WEST menyampaikan apresiasi terhadap progres dari peserta EDP selama satu bulan ini,” ungkapnya.
Menurutnya, pembelajaran selama ini membuahkan hasil luar biasa dari segi keaktifan komunikasi peserta dalam bahasa Inggris. Hal ini sesuai tujuan program, yaitu meningkatnya keterampilan public speaking (berbicara di depan umum) dalam bahasa Inggris.
Dia bertutur, “Dapat berbahasa Inggris ibarat
memiliki sebuah rumah yang besar, sementara belajar bahasa Inggris di Pare
selama satu bulan ibarat baru memegang kunci rumah saja!”
Artinya, kata Wafi, peserta masih harus melakukan banyak hal untuk dapat menikmati rumah tersebut. “Mulai dari harus membuka pintu, masuk ke dalamnya, serta mengisi dan menghias interiornya.”
Maka, dia berpesan, “Teruslah berlatih bahasa Inggris ketika sudah kembali di sekolah nanti. Perbanyak belajar kosa kata secara mandiri dan jangan lupa tetap membiasakan berbahasa Inggris dalam setiap aktivitas!”
Sejalah dengan Wafi, guru Madtsamuda Hasan
Ubaidillah MPd dalam sambutannya mengingatkan hakikat belajar. “Belajar itu
tidak harus menuntut tempat dan waktu karena pada hakikatnya di manapun adalah
tempat belajar dan kapanpun kita bisa belajar!” tegasnya.
Hanum Sukma Nirwana—salah satu peserta EDP—mengungkap, ia tidak menyangka pada akhirnya bisa aktif berbahasa Inggris. “Saya berangkat EDP ke Kampung Inggris ini dengan target biasa-biasa saja, tidak membayangkan sih pada akhirnya bisa berbahasa Inggris dengan lancar,” ujarnya.
Hanum menjelaskan, “Ini semua berkat peraturan berbahasa yang sangat ketat yang diterapkan selama EDP berlangsung. Saya dan teman-teman akhirnya terbiasa dengan itu semua.”
Gadis itu berkelakar, “Dari sini saya tahu,
ternyata bukan cinta saja yang timbul karena terbiasa, berbahasa pun ternyata
sama seperti itu.”
Khayra Annisa—Best Student EDP—menceritakan
kesedihannya ketika harus berpamitan dengan sang mentor selama EDP. “Sangat
sedih ketika harus berpisah dengan para pembimbing yang menemani susah-senang
kami selama belajar Bahasa Inggris di sini,” ujarnya.
Sebab, para mentor telah menjadi tempatnya berbagi
kesulitan selama belajar. “Mudah-mudahan lain kali bisa kembali berjumpa untuk
belajar bersama lagi!” harap dia. (*)
Kontributor : Azhar Agus Salim
Tidak ada komentar: